Sinkronis dan
Kronologis (Diakronis) Dalam Mempelajari Sejarah
Sejarah juga merupakan sebuah sistem yang merupakan hubungan dari unit unit dalam lingkup yang lebih besar. Sehubung dengan penulisan, Kuntowijoyo, menjelaskan dua kerangka berpikr yang dipergunakan dalam melakukan penelitian dan penulisan ilmu ilmu sosial, yaitu cara berpikir sinkronis dan cara berpikir diakronis atau kronologis.
Diakronis berasal dari kata diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu ). Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
Sejarah juga merupakan sebuah sistem yang merupakan hubungan dari unit unit dalam lingkup yang lebih besar. Sehubung dengan penulisan, Kuntowijoyo, menjelaskan dua kerangka berpikr yang dipergunakan dalam melakukan penelitian dan penulisan ilmu ilmu sosial, yaitu cara berpikir sinkronis dan cara berpikir diakronis atau kronologis.
Diakronis berasal dari kata diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu ). Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
Cara berfikir
kronologis diakronis dalam mempelajari sejarah
Kronologi
Kronologi adalah
catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya.
Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu
peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat.cara berpikir sinkronis dan cara
berpikir diakronis atau kronologis. Keduannya dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Cara Berpikir Sinkronis
1) Kerangka berpikir Singkronis mengamati kehidupan sosial secara maluas berdimensi ruang.
2) Konsep berpikir sinkronis memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terstruktur dan saling berkaitan antara satu unit dengan unit yang lainnya.
3) Menguraikan kehiduapan masyarakat secara deskriptif dengan menjelaskan bagian demi bagian.
4) Menjelaskan sturkut dan fungsi dari masing masing unit dalam kondisi statis.
5) Digunakan oleh imlu ilmu sosial seperti ,geografi ,sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, dan arkeologi.
b. Cara Berpikir Diakronis/Kronologis
1) Dalam konsep berpikir kronologis atau diakronis mempelajari kehidupan sosial secara memanjang berdimensi waktu.
2) Konsep berfikir diakronis memandang masyarakat sabagay sesuatu yang terus bergerak dan mamiliki hubungan kausanalitas atau sebab akibat.
3) Menguraikan proses tranformasi yang terus berlangsung dari waktu ke waktu kehidupan masyarakat secara berkesinambungan.
4) Menguraikan kehiduapn masyarakat secara dinamis (berubah - ubah).
5) Digunakan dalam ilmu sejarah.
Walaupun demikian, sebenarkanya antara kedua berpikir tersebut saling melengkapi satu dengan lainnya.Sementara pembahasan secara diakronis memberikan pemahaman dinamis terhadap kehidupan sosial yang terus bergerak, berproses, dan bertransformasi sedangkan Sinkronis memberi pemahaman meluas.Dengan menggabugkan konsep berfikir sinkronis dan diakronis, maka akan diperoleh pemahaman bukan hanya tentang "apa" yang terjadi, tetapi juga "mengapa" sesuatu terjadi. Bukan hanya menjelaskan keterkaitan anatara bagian, namun juga urutan kronologis dan dinamis dalam durasi waktu tertenu. Bukan hanya memperhatikan struktur, namun juga memperhatikan proses transformasi ( perubahan) sepanjang waktu. Karena pada dasarna, tidak pernah ada sebuah sistem sosial yang mapan. Dalam sebuah sistem sosial akan sellalu terjadi proses dinamis, pertumbuhan dan perkembangan.Oleh karena itu ilmi ilmu sosial membutuhkan imlu sejarah utuk mendapatkan penjelasan yang kronologis (diakronis). Dengan demikian, dapat diketahui kecenderungan - kecendrungan gerak dan perubahan masyarakat dan kearah mana pertumbuhan, dan perkembangan sebuah masyarakat.
SILSILAH KELURGA
KEHIDUPAN PADA MASA PRA AKSARA DI
INDONESIA
Peninggalan Kebudayaan Masa Praaksara. Kehidupan
manusia masa lampau tidak terlepas dari tingkat peradabannya. Tingkat
peradaban manusia membawa akibat kehidupannya terpecah menjadi dua babakan
yang dikenal dengan istilah : zaman pra aksara (pra sejarah) dan zaman aksara
(sejarah. Zaman pra aksara : (pra = sebelum) atau zaman nirlika (nir =
hilang), likha atau aksara = tulisan). Jadi, zaman pra aksara atau pra
sejarah berarti zaman sebelum ada peninggalan tertulis. Dengan kata lain,
suatu masa kehidupan manusia yang belum terdapat keterangan-keterangan
yang berupa tulisan.Kebudayaan zaman batu terbagi lagi menjadi
kebudayaan zaman batu tua (palaeolithikum), kebudayaan batu
madya (mesolithikum), kebudayaan batu muda (neolithikum),
dan kebudayaan batu besar (megalithikum).
1. Kebudayaan Batu Tua
(Palaeolithikum)
Alat-alat
hasil kebudayaan zaman batu tua antara lain.
Kebudayaan Batu Tua (Palaeolithikum)
|
||
Nama
|
Gambar
|
Keterangan
|
Kapak
Perimbas
|
Kapak
ini terbuat dari batu, tidak memiliki tangkai, digunakan dengan cara
menggengam. Dipakai untuk menguliti binatang, memotong kayu, dan memecahkan
tulang binatang buruan. Kapak perimbas banyak ditemukan di daerah-daerah di
Indonesia, termasuk dalam Kebudayaan Pacitan. Kapak perimbas dan kapak
genggam dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba Pithecantropus.
|
|
Kapak
Genggam
|
Kapak
genggam memiliki bentuk hampir sama dengan jenis kapak penetak dan perimbas,
namun bentuknya jauh lebih kecil. Fungsinya untuk membelah kayu, menggali
umbi-umbian, memotong daging hewan buruan, dan keperluan lainnya. Pada tahun
1935, peneliti Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah kapak
genggam di Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Karena ditemukan di Pacitan
maka disebut Kebudayaan Pacitan.
|
|
Alat-alat Serpih (Flakes
|
Alat-alat
serpih terbuat dari pecahanpecahan batu kecil, digunakan sebagai alat
penusuk, pemotong daging, dan pisau. Alatalat serpih banyak ditemukan di
daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, masih termasuk Kebudayaan Ngandong.
|
|
Perkakas
dari Tulang dan Tanduk
|
Perkakas
tulang dan tanduk hewan banyak ditemukan di daerah Ngandong, dekat Ngawi,
Jawa Timur. Alat-alat itu berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek, dan mata
tombak. Oleh peneliti arkeologis perkakas dari tulang disebut sebagai
Kebudayaan Ngandong. Alat-alat serpih dan alat-alat dari tulang dan tanduk
ini dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba Homo Soloensis dan Homo
Wajakensis
|
2.
Kebudayaan Batu Madya (Mesolithikum)
Kebudayaan
batu madya ditandai oleh adanya usaha untuk lebih
menghaluskan perkakas yang dibuat. Dari penelitian
arkeologis kebudayaan batu madya di Indonesia memiliki persamaan
kebudayaan dengan yang ada di daerah Tonkin, Indochina (Vietnam).
Diperkirakan bahwa kebudayaan batu madya di Indonesia berasal dari
kebudayaan di dua daerah yaitu Bascon dan Hoabind. Oleh karena itu
pula kebudayaan dinamakan Kebudayaan Bascon Hoabind.
Hasil-hasil kebudayaan Bascon Hoabind, antara lain berikut ini.
Kebudayaan Batu
Madya (Mesolithikum)
|
||
Nama
|
Gambar
|
Keterangan
|
Kapak Sumatra (Pebble)
|
Bentuk
kapak ini bulat, terbuat dari batu kali yang dibelah dua. Kapak genggam
jenis ini banyak ditemukan di Sepanjang Pantai Timur
Pulau Sumatera, antara Langsa (Aceh) dan Medan.
|
|
Kapak Pendek (Hache courte)
|
No-image
|
Kapak
Pendek sejenis kapak genggam bentuknya setengah lingkaran. Kapak
ini ditemukan di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera.
|
Kjokken-moddinger
|
Kjokkenmoddinger
berasal dari bahasa Denmark, Kjokken berarti dapur dan modding artinya
sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah sampah dapur berupa kulit-kulit
siput dan kerang yang telah bertumpuk. Fosil dapur sampah ini
banyak ditemukan di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera.
|
|
Abris sous roche
|
Abris
sous roche adalah gua-gua batu karang atau ceruk yang digunakan sebagai
tempat tinggal manusia purba. Berfungsi sebagai tempat tinggal
|
|
Lukisan di Dinding Gua
|
Lukisan
di dinding gua terdapat di dalam abris sous roche. Lukisan
menggambarkan hewan buruan dan cap tangan berwarna merah. Lukisan
di dinding gua ditemukan di Leang leang, Sulawesi Selatan, di Gua
Raha, Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, di Danau Sentani, Papua.
|
3. Kebudayaan Batu Muda (Neolithikum)
Hasil kebudayaan zaman
batu muda menunjukkan bahwa manusia purba sudah mengalami banyak kemajuan
dalam menghasilkan alat-alat. Ada sentuhan tangan manusia,
bahan masih tetap dari batu. Namun sudah lebih halus, diasah,
ada sentuhan rasa seni. Fungsi alat yang dibuat jelas
untuk pengggunaannya. Hasil budaya zaman neolithikum, antara lain.
Kebudayaan Batu Muda (Neolithikum)
|
||
Nama
|
Gambar
|
Keterangan
|
Kapak
Persegi
|
Kapak
persegi dibuat dari batu persegi. Kapak ini dipergunakan untuk
mengerjakan kayu, menggarap tanah, dan melaksanakan upacara. Di
Indonesia, kapak persegi atau juga disebut beliung persegi banyak
ditemukan di Jawa, Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Nusatenggara.
|
|
Kapak
Lonjong
|
Kapak
ini disebut kapak lonjong karena penampangnya berbentuk lonjong.
Ukurannya ada yang besar ada yang kecil. Alat digunakan sebagai
cangkul untuk menggarap tanah dan memotong kayu atau pohon.
Jenis kapak lonjong ditemukan di Maluku, Papua, dan Sulawesi Utara.
|
|
Mata Panah
|
Mata
panah terbuat dari batu yang diasah secara halus. Gunanya untuk
berburu. Penemuan mata panah terbanyak di Jawa Timur dan Sulawesi
Selatan.
|
|
Gerabah
|
Gerabah
dibuat dari tanah liat. Fungsinya untuk berbagai keperluan.
|
|
Perhiasan
|
Masyarakat
pra-aksara telah mengenal perhiasan, diantaranya berupa gelang, kalung,
dan anting-anting. Perhiasan banyak ditemukan di Jawa Barat, dan Jawa
Tengah.
|
|
Alat
Pemukul Kulit Kayu
|
Alat
pemukul kulit kayu digunakan untuk memukul kulit kayu yang akan
digunakan sebagai bahan pakaian. Adanya alat ini, membuktikan bahwa pada
zaman neolithikum manusia pra-aksara sudah mengenal pakaian.
|
4.
Kebudayaan Batu Besar (Megalithikum)
Istilah
megalithikum berasal dari bahasa Yunani, mega berarti besar dan lithos
artinya batu. Jadi, megalithikum artinya batubatu besar. Manusia
pra-aksara menggunakan batu berukuran besar untuk membuat
bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai tempat pemujaan kepada roh-roh
nenek moyang. Bangunan didirikan untuk kepentingan penghormatan
dan pemujaan, dengan demikian bangunan megalithikum berkaitan erat
dengan kepercayaan yang dianut masyarakat pra-aksara pada saat itu.
Bangunan megalithikum tersebar di seluruh Indonesia. Berikut beberapa
bangunan megalithikum.
Kebudayaan Batu Besar
|
||
Nama
|
Gambar
|
Keterangan
|
Menhir
|
Menhir
adalah sebuah tugu dari batu tunggal yang didirikan untuk upacara
penghormatan roh nenek moyang. Menhir ditemukan di Sumatera Selatan,
Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.
|
|
Sarkofagus
|
Sarkofagus
adalah peti mayat yang terbuat dari dua batu yang ditangkupkan.
Peninggalan ini banyak ditemukan di Bali
|
|
Dolmen
|
Dolmen
adalah meja batu tempat menaruh sesaji, tempat penghormatan kepada roh
nenek moyang, dan tempat meletakan jenazah. Daerah penemuannya adalah
Bondowoso, Jawa Timur.
|
|
Peti Kubur
Batu
|
Peti
Kubur Batu adalah lempengan batu besar yang disusun membentuk peti
jenazah. Peti kubur batu ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat.
|
|
Waruga
|
Waruga
adalah peti kubur batu berukuruan kecil berbentuk kubus atau bulat yang
dibuat dari batu utuh. Waruga banyak ditemukan di daerah Sulawesi Tengah
dan Sulawesi Utara.
|
|
Arca
|
Arca
adalah patung terbuat dari batu utuh, ada yang menyerupai manusia,
kepala manusia, dan hewan. Arca banyak ditemukan di Sumatera Selatan,
Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
|
|
Punden
Berundak
|
Punden
berundak-undak merupakan tempat pemujaan. Bangunan ini dibuat dengan
menyusun batu secara bertingkat, menyerupai candi. Punden berundak
ditemukan di daerah Lebak Sibeduk, Banten Selatan.
|
5.
Kebudayaan Zaman Logam
Kebudayaan
perunggu di Indonesia diperkirakan berasal dari daerah bernama Dongson di
Tonkin, Vietnam. Kebudayaan Dongson datang ke Indonesia
kira-kira abad ke 300 SM di bawa oleh manusia sub ras Deutro Melayu (Melayu
Muda) yang mengembara ke wilayah Indonesia. Hasilhasil kebudayaan zaman
logam, antara lain.
Kebudayaan Zaman Logam
|
||
Nama
|
Gambar
|
Keterangan
|
Nekara
|
Nekara
adalah tambur besar yang berbentuk seperti dandang yang terbalik. Benda
ini banyak ditemukan di Bali, Nusatenggara, Maluku, Selayar, dan
Irian.
|
|
Moko
|
Nekara
yang berukuran lebih kecil, ditemukan di Pulau Alor, Nusatenggara Timur.
Nekara dan Moko dianggap sebagai benda keramat dan suci.
|
|
Kapak
Perunggu
|
Kapak
perunggu terdiri beberapa macam, ada yang berbentuk pahat, jantung, dan
tembilang. Kapak perunggu juga disebut sebagai kapak sepatu atau
kapak corong. Daerah penemuannya Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi
Tengah, dan Irian. Kapak perunggu dipergunakan untuk keperluan sehar-hari.
|
|
Candrasa
|
Sejenis
kapak namun bentuknya indah dan satu sisinya panjang, ditemukan di
Yogyakarta.
Candrasa
dipergunakan untuk kepentingan upacara keagamaan dan sebagai tanda
kebesaran.
|
|
Perhiasan
Perunggu
|
Benda-benda
perhiasan perunggu seperti gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung,
bandul kalung pada masa perundagian, banyak ditemukan di daerah
Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Sumatera.
|
|
Manik-manik
|
Manik-manik
adalah benda perhiasan terdiri berbagai ukuran dan bentuk. Manik-manik dipergunakan
sebagai perhiasan dan bekal hidup enam, bulat, dan oval. Daerah
penemuannya di Sangiran, Pasemah, Gilimanuk, Bogor, Besuki, dan Buni.
|
|
Bejana
Perunggu
|
Bejana
perunggu adalah benda yang terbuat dari perunggu berfungsi sebagai wadah
atau tempat menyimpan makanan. Bentuknya bulat panjang dan menyerupai
gitar tanpa tangkai. Benda ini ditemukan di Sumatera dan Madura.
|
|
Arca
Perunggu
|
Benda
bentuk patung yang terbuat dari perunggu menggambar orang yang sedang
menari, berdiri, naik kuda, dan memegang panah. Tempat-tempat penemuan
di Bangkinang (Riau), Lumajang, Bogor, dan Palembang.
|
Kehidupan Pada Masa Pra Aksara di Indonesia
Mempelajari bagaiman kehidupan dimasalalu merupakan kegiatan yang amat menarik. Kahidupan manusia dari jaman kezaman senantiasa mengalami perkembangan. Kehidupan manusia pada jaman pra aksara atau jaman pra sejarah dapat di pelajari melalui berbagai temuan fosil dan artefak sisa kehidupan dimasa lalu. Kehidupan manusia purba adalah kehidupan yang amat sederhana. Manusia purba hidup dan memenuhi kebutuhanya dengan cara berburu dan meramu, berpindah pindah dari satu empat ketempat lain (nomaden). Pada masa pra sejarah manusia belum mengenal tulisan sehingga masa ini di sebut dengan masa pra aksara. Sejak pertama kali bumi diciptakan hingga saat ini, bumi telah banyak sekali mengalami perubahan dan perkebangan. Diperkirakan bumi saat ini telah berusia kurang lebih 2.500 juta tahun. Para ahli geologi membagi masa perkembangan bumi mejadi beberapa zaman yaitu arkeozoikum, paleozoikum, mesozoikum, neozoikum.
1. Zaman
Arkeozoikum. Merupakan zaman tertua, berlangsung kira-kira 2.500 juta
tahun yang lalu. Pada masa itu bumi dalam proses pembentukan, permukaan bumi
masih sangat panas sehingga belum terdapat makluk hidup yang tinggal di
bumi.
2. Zaman
Paleozoikum Disebut juga sebagai zaman primer, berlangsung kira-kira 340
juta tahun yang lalu. Zaman ini ditandai dengan terjadinya penurunan suhu yang
amat derastis di bumi, bumi mendingin. Pada masa ini lah makluk hidup
pertamakali diperkirakan muncul, yaitu makluk bersel satu dan tidak bertulang
belakang seperti bakteri, serta sejenis amfibi.
3. Zaman
Mesozoikum Disebut juga sebagai zaman sekunder, berlangsung kira-kira
140 juta tahun yang lalu. Zaman ini ditandai dengan munculnya hewan-hewan
reptile besar (dinosaurus) olah karena itu jaman ini disebut juga zaman
reptile.
4. Zaman
Neozoikum Zaman Neozoikum berlangsung kira-kira 60 juta tahun yang
lalu. Kahidupan di zaman ini mulai stabil, berkembang dan beragam. Zaman ini di
bagi menjadi beberapa: a. Zaman Tersier, ditandai dengan mulai berkurangnya
hewan-hewan besar. Telah memeiliki berbagai jenis binatang menyusui,
diantaranya kera dan monyet. b. Zaman Sekunder, ditandai dengan munculnya
tenda-tanda kehidupan manusia purba. Zaman ini dibagi kembali menjadi 2 jaman
yaitu: 1) Zaman Pleistosen/dilivium (zaman es/glasial), masa ini ditandai mulai
mencairnya es di kutub utara karena perubahan iklim. Berlangsung sekitar
600.000 tahun yang lalu. Pada masa inilah kehidupan manusia mulai ada.
Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. 2) Zaman Holosen/alluvium, masa
ini ditandai dengan munculnya hamo sapiens, merupakan nenek moyang manusia
modern saat ini. Masa ini berlangsung sekitar 20.000 tahun yang lalu.
.
A. Pengertian Praaksara atau Prasejarah.
Praaksara atau prasejarah merupakan kurun waktu (zaman) pada saat manusia belum menganal tulisan atau huruf. Praaksara disebut juga zaman nirleka, yaitu zaman tidak ada tulisan. Setelah manusia mengenal tulisan maka disebut zaman sejarah. Berakhirnya zaman prasejarah setiap bangsa berbedabeda berdasarkan perkembangan setiap bangsa tersebut serta informasi yang masuk ke bangsa itu.
Misalnya bangsa Mesir Kuno meninggalkan zaman praaksara sekitar 4000 SM, bangsa Sumeria dan Dravida meninggalkan zaman praaksara sekitar 3000 SM, sedangkan bangsa Indonesia meninggalkan zaman praaksara 400 M.
B. Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia.
Dari hasil penelitian dan penemuan fosil, oleh para ahli purbakala manusia purba banyak di temukan di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Manusia purba pada masa lampu telah tinggal di beberapa daerah di Pulau Jawa diantaranya di Lembah Bengawan Solo (Jawa Tengah) dan di Lembah Sungai Brantas (Jawa Timur). Dia daerah daerah tersebut di atas banyak di temukan fosil manusia purba. Di Indonesia terdapat beberapa jenis manusia purba diantaranya Meganthropus paleojavanicus, Pithacanthropus erectus, dan Homo (manusia purba modern).
Fosil adalah bagian makhluk hidup
yang telah membatu. Gambar : ronalys.blogspot.com
|
1. Meganthropus
paleojavanicus. Meganthropus paleojavanicus artinya manusia purba yang
besar dan tertua di Jawa. Manusia purba ini memiliki ciri tubuh yang kekar,
diperkirakan sebagai manusia purba yang paling tua diantara manusia purba yang
lain. Fosil
manusia purba meganthropus paleojavanicus ditemukan dan diteliti oleh Dr.
G.H.R. von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941.
Pertama kali fosil makhluk ini ditemukan di Sangiran, daerah lembah
Bengawan Solo, dekat Surakarta. Dari yang dapat dilihat ukuran fosil itu, meganthropus
paleojavanicus berbadan besar dengan rahang besar, kening menonjol, dan
tulang tebal. Dari keadaan itu, maka makhluk Sangiran tersebut dinamakan
Meganthropus Paleojavanicus (mega = besar, anthropos = manusia, paleo = purba,
javanicus = manusia jawa). Meganthropus hidup sekitar 2 juta tahun sebelum
masehi dan hidup dengan makan tumbuh-tumbuhan. Makhluk tersebut termasuk jenis
Homo Hobilis.
2. Pithacanthropus erectus. Pithacanthropus erectus
artinya manusia kera yang berjalan tegak. Manusia purba ini memiliki ciri-ciri
berbadan tegak, dan memiliki tinggi banadan antara 165-180 cm. Pithacanthropus
erectus merupakan manusia purba yang paling banyak di temukan di Indonesia
diantaranya di Mojokerto, Kedungtrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan, dan
Ngandong. Pertama kali di temukan oleh Eugene Dubois di Trinil dekat Sungai
Bengawan Solo, Surakarta, tahun 1891.
3. Homo. Homo
berarti manusia. Manusia purba jenis ini memiliki ciri yang lebih sempurna di
bandingkan dengan Meganthropus paleojavanicus dan Pithecantropus erectus.
Beberapa jenis homo yang di temukan di Indonesia antara lain.
- Homo Soloensis, artinya manusia dari Solo. Ditemukan pada tahun 1931-1934, olah Ter Haar dan Ir. Oppenorth di Ngandong, Lembah Sungai Bengawan Solo. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 180 cm, tengkoraknya lebih besar dari Pithacantropus erectus.
- Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Ditemukan pada tahun 1889, olah Van Reitschoten di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 130-210 cm, tengkoraknya lebih bulat muka tidak terlalu menjorok ke depan, dan telah memiliki kemampuan membuat peralatan dari batu, tulang dan kayu.
- Homo Sapiens, artinya manusia cerdas. Merupakan generasi terakhir dari manusia purba. Homo sapiens hidup di Zaman Holosen sekitar 4000 tahun yang lalu. Memiliki ciri-ciri fisik yang sudah hampir sama dengan manusia modern saat ini.
C. Perkembangan Kehidupan Manusia Purba di Indonesia.
Kehidupan manusia purba pada masa praaksara senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan dan perkembangan itu dapat di jelaskan sebagai berikut.
1. Masa Berburu dan Meramu Kehidupan.
Manusia purba masa berburu dan meramu senantiasa berpindah-pindah (nomaden).
Kehidupan pada masa berburu dan meramu disebut food
gathering artinya mengumpulkan makanan yang di sediakan oleh alam tanpa
mengolah atau menanam terlebih dahulu. Alat-alat yang digunakan pada masa itu
antara lain kapak perimbas untuk marimbas kayu, menguliti binatang, dan memecah
tulang; kapak genggam untuk menggali umbi dan memotong hewan buruan; dan alat
serpih digunkaan sebagai pisau.
2. Masa Bercocok Tanam Pada
.Masa ini manusia purba sudah mengenal bercocok tanam (food
producing). Namun demikian kehidupan berburu dan merapu tidak sepenuhnya
ditinggalkan. Masa ini pula manusia purba mulai tinggal menetap (sedenter) di
suatu kampung dengan rumah panggung. Alat-alat yang di gunakan pada masa
bercocok tanam berasal dari batu yang telah di haluskan, antara lain mata panah
untuk berburu; barang pecah belah dari tanah liat (gerabah); beliung persegi
untuk menebang kayu dan mencangkul; kapak lonjong untuk mengolah tanah.
3. Masa Perundagian (Pertukangan).
Pada masa ini manusia sudah mengenal teknologi sederhana dan pembagian kerja. Saat itu manusia menganal pertukangan dan pengecoran logam seperti perunggu, tembaga dan besi sebagai barangbarang kebutuhan rumah tangga.
a. Nekara dan Moko, berbentuk seperti tambur atau dandang terbalik. Digunkaan pada upacara adapt sebagai benda pusaka.
b. Kapak perunggu/kapak corong, berbentuk menyerupai corong terbuat dari perunggu.
c. Benda-benda lain, seperti bejana perunggu, manik-manik, gerabah dan mata tombak.
Mata Tombak. Sumber : en.wikipedia.org
|
D. Sistem Kepercayaan Manusia Purba.
Pada Masa Praaksara Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir, manusia purba mulai mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya. Untuk menjalankan kepercayaan yang diyakininya manusia purba malakukan berbagai upacara dan ritual. Sistem akepercayaan yang di anut manusia pada masa prakasara atau masa prasejarah antara lain animisme, dinamisme, totemisme, dan shamanisme.
a. Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang
maupun roh-roh lain yang mempengaruhi kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan
agar roh-roh tersebut tidak mengganggu adalah dengan memberikan sesaji.
b. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib. Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris, azimat, dan patung.
c. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan. Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan membangun bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini di sebut sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar).
Bangunan yang di buat pada masa megalitikum diantaranya.
a. Menhir, adalah tiang atau tugu batu yang
berfungsi sebagai prasasti dan melambangkan kehormatan arwah nenek
moyang.
b. Dolmen, adalah meja batu untuk meletakkan
sesaji.
c. Peti Kubur Batu, adalah lempeng batu besar
berbentuk kotak persegi panjang berfungsi sebagai peti jenazah.
Peti Kubur Batu. Sumber : belajarbarengsilvie.blogspot.com
|
d. Sarkofagus, adalah batu besar yang di pahat
berbentuk mangkuk terdiri dari dua keeping yang ditangkupkan menjadi satu.
Berfungsi sebagai peti jenazah.
Sarkofagus. Sumber : bilisitungkir.wordpress.com
|
e. Punden Berundak, adalah bangunan berupa batu
susunan batu berundak seperti candi. Digunakan untuk upacara pemujaan.
Punden Berundak. Sumber : wa-iki.blogspot.com
|
f. Waruga, adalah peti kubur batu berukuran kecil,
berbentuk kubus dan memiliki tutup lempengan batu yang lebar.
Waruga. Sumber : marlinasimin.blogspot.com
|
2. Berakhirnya Masa
Praaksara di Indonesia
Berakhirnya
masa praaksara tiap-tiap bangsa tidak bersamaan. Mengapa demikian? Hal ini
berkaitan erat dengan tingkat peradaban dari bangsa-bangsa yang bersangkutan.
Bangsa Sumeria misalnya, telah mengenal tulisan sejak 4000 SM. Bangsa Sumeria
menggunakan simbol-simbol sebagai huruf yang disebut piktograf.
Sedangkan, Bangsa Mesir Kuno mengenal tulisan sejak 3000 SM. Tulisan Bangsa
Mesir Kuno hampir sama dengan tulisan Bangsa Sumeria. Hanya perbedaannya, huruf
Bangsa Mesir Kuno menggunakan simbol-simbol seperti perkakas, hewan, atau alat
transportasi tertentu. Huruf ini disebut hieroglif.
Indonesia
mengakhiri masa praaksara pada awal abad ke-5 Masehi. Para pedagang India
datang pada saat itu dan membawa kebudayaan dari India berupa seni arsitektur
bangunan, sistem pemerintahan, seni sastra dan tulisan. Tulisan tertua di
Indonesia terdapat di Batu Yupa, Kutai, Kalimantan Timur. Tulisan tersebut
menggunakan huruf Pallawa. Sejak berakhirnya masa praaksara, muncullah masa
aksara (masa sejarah). Di Indonesia, sudah mengalami kemajuan. Sistem
pemerintahan kerajaan mulai berkembang, agama Hindu-Buddha mulai berkembang.
Kegiatan perdagangan dan pelayaran pun semakin maju.
Huruf Pallawa. Sumber : id.wikipedia.org
|
WARNING !
Nabi Adam a.s bukanlah Manusia Purba.
Penciptaan Adam adalah kisah penciptaan manusia yang pertama. Adam diriwayatkan sebagai satu daripada ciptaan Allah swt. yang paling kontroversi atau paling disebut-sebut oleh makhluk Allah swt yang lain. Peristiwa tersebut disebut dalam al-Qur'an dan hadits Rasulullah Muhammad saw.
"
Ketika Allah berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu
dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu
orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah, padahal kami sentiasa
bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?. Tuhan berfirman: Sesungguhnya
Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya". (Surat Al
Baqarah: 30)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar