Selasa, 13 Oktober 2015

KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA MASA PRA AKSARA



Sinkronis dan Kronologis (Diakronis) Dalam Mempelajari Sejarah

Sejarah juga merupakan sebuah sistem yang merupakan hubungan dari unit unit dalam lingkup yang lebih besar. Sehubung dengan penulisan, Kuntowijoyo, menjelaskan dua kerangka berpikr yang dipergunakan dalam melakukan penelitian dan penulisan ilmu ilmu sosial, yaitu cara berpikir sinkronis dan cara berpikir diakronis atau kronologis.
     
        Diakronis berasal dari kata diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu ). Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.

Cara berfikir kronologis diakronis dalam mempelajari sejarah

Kronologi
Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat.cara berpikir sinkronis dan cara berpikir diakronis atau kronologis. Keduannya dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Cara Berpikir Sinkronis


1) Kerangka berpikir Singkronis mengamati kehidupan sosial secara maluas berdimensi ruang.
2) Konsep berpikir sinkronis memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terstruktur dan  saling berkaitan antara satu unit dengan unit yang lainnya.
3) Menguraikan kehiduapan masyarakat secara deskriptif dengan menjelaskan bagian demi bagian.
4) Menjelaskan sturkut dan fungsi dari masing masing unit dalam kondisi statis.
5) Digunakan oleh imlu ilmu sosial seperti ,geografi ,sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, dan arkeologi.

b. Cara Berpikir Diakronis/Kronologis

1) Dalam konsep berpikir kronologis atau diakronis mempelajari kehidupan sosial secara memanjang berdimensi waktu.
2) Konsep berfikir diakronis memandang masyarakat sabagay sesuatu yang terus bergerak dan mamiliki hubungan kausanalitas atau sebab akibat.
3) Menguraikan proses tranformasi yang terus berlangsung dari waktu ke waktu kehidupan masyarakat secara berkesinambungan.
4) Menguraikan kehiduapn masyarakat secara dinamis (berubah - ubah).
5) Digunakan dalam ilmu sejarah.

      Walaupun demikian, sebenarkanya antara kedua berpikir tersebut saling melengkapi satu dengan lainnya.Sementara pembahasan secara diakronis memberikan pemahaman dinamis terhadap kehidupan sosial yang terus bergerak, berproses, dan bertransformasi sedangkan Sinkronis memberi pemahaman meluas.Dengan menggabugkan konsep berfikir sinkronis dan diakronis, maka akan diperoleh pemahaman bukan hanya tentang "apa" yang terjadi, tetapi juga "mengapa" sesuatu terjadi. Bukan hanya menjelaskan keterkaitan anatara bagian, namun juga urutan kronologis dan dinamis dalam durasi waktu tertenu. Bukan hanya memperhatikan struktur, namun juga memperhatikan proses transformasi ( perubahan) sepanjang waktu. Karena pada dasarna, tidak pernah ada sebuah sistem sosial yang mapan. Dalam sebuah sistem sosial akan sellalu terjadi proses dinamis, pertumbuhan dan perkembangan.Oleh karena itu ilmi ilmu sosial membutuhkan imlu sejarah utuk mendapatkan penjelasan yang kronologis (diakronis). Dengan demikian, dapat diketahui kecenderungan - kecendrungan gerak dan perubahan masyarakat dan kearah mana pertumbuhan, dan perkembangan sebuah masyarakat. 

                                                       SILSILAH KELURGA


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiksKAIfKlehmfyoyeNQeb3Y3bkbEqNxS1W2EE45mqfQTIr2J5LiYg4SJjs2yI1bEk86BT8eV823y2GRYkRXt4WH8nxtw0rzNW6DI3LoLuC3b7Jcq9Rz-BqPAVz71HWncL0ixdy429BDlKG/s1600/IMG_2102%5B1%5D.jpg

KEHIDUPAN PADA MASA PRA AKSARA DI INDONESIA
Peninggalan Kebudayaan Masa Praaksara. Kehidupan manusia masa lampau tidak terlepas dari tingkat peradabannya. Tingkat peradaban manusia membawa akibat kehidupannya terpecah menjadi dua babakan yang dikenal dengan istilah : zaman pra aksara (pra sejarah) dan zaman aksara (sejarah. Zaman pra aksara : (pra = sebelum) atau zaman nirlika (nir = hilang), likha atau aksara = tulisan). Jadi, zaman pra aksara atau pra sejarah berarti zaman sebelum ada peninggalan tertulis. Dengan kata lain, suatu masa kehidupan manusia yang belum terdapat keterangan-keterangan yang berupa tulisan.Kebudayaan zaman batu terbagi lagi menjadi kebudayaan zaman batu tua (palaeolithikum), kebudayaan batu madya (mesolithikum), kebudayaan batu muda (neolithikum), dan kebudayaan batu besar (megalithikum).
1. Kebudayaan Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat hasil kebudayaan zaman batu tua antara lain.
Kebudayaan Batu Tua (Palaeolithikum)
Nama
Gambar
Keterangan
Kapak Perimbas
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNVWX3ovlrqYQtEn-03izklxSZoaSQDMdVyaKraXEaMlEF2W0WDbUianVupzpMaGETISZ0x45zVTzjjqAHk6yFzHPBvTx-IxhjpIABFNSZ8xRoyb2cS78QOXtYaep_2mwOq5k-3xTJewam/s200/kapak_perimbas.png
Kapak ini terbuat dari batu, tidak memiliki tangkai, digunakan dengan cara menggengam. Dipakai untuk menguliti binatang, memotong kayu, dan memecahkan tulang binatang buruan. Kapak perimbas banyak ditemukan di daerah-daerah di Indonesia, termasuk dalam Kebudayaan Pacitan. Kapak perimbas dan kapak genggam dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba Pithecantropus.
Kapak Genggam
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-kFjGQVAj8S57qKXhUhrbxIFYZe6DExrH1SQFXqGvORmlnUX5ULZEkv7ELHmC08a8bV2YBv9zjfN3CxH8Nqe3H4D1yKrKkps4Ej4Pd9-DRAROypIYSj1XpNwIyWl-BPSKofcdtotvDgHX/s200/kapak_genggam.png
Kapak genggam memiliki bentuk hampir sama dengan jenis kapak penetak dan perimbas, namun bentuknya jauh lebih kecil. Fungsinya untuk membelah kayu, menggali umbi-umbian, memotong daging hewan buruan, dan keperluan lainnya. Pada tahun 1935, peneliti Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah kapak genggam di Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Karena ditemukan di Pacitan maka disebut Kebudayaan Pacitan.
 Alat-alat Serpih (Flakes
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6bZ3cAEf947fdP4WUE11Mduup8ueVKOeWBuFAM_Ex_lfiYl-pHRJZTfep8xxLjhTxtMCvDQlExkshUTArlXmbeiXAtx5w8mUgv57HQHT_WCynEXmAGsrw4D7EhTprVlaz1Fodt_-zu7c9/s200/alat_serpih.png
Alat-alat serpih terbuat dari pecahanpecahan batu kecil, digunakan sebagai alat penusuk, pemotong daging, dan pisau. Alatalat serpih banyak ditemukan di daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, masih termasuk Kebudayaan Ngandong.
Perkakas dari Tulang dan Tanduk
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9BLpWceWS4C0qdHTpSdupBeslKMOdRVGt5iIrqU8VR73ZVcEJeNyWleYTaiuuegUq51QAAdGrMCpvYhAnXjGIJrdCu7mmbufW8lL5FPnc9VkPTQ1Db83BTSvRvFIqrcZPt4sygMlLQzTr/s200/alat-serpih3.jpg
Perkakas tulang dan tanduk hewan banyak ditemukan di daerah Ngandong, dekat Ngawi, Jawa Timur. Alat-alat itu berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek, dan mata tombak. Oleh peneliti arkeologis perkakas dari tulang disebut sebagai Kebudayaan Ngandong. Alat-alat serpih dan alat-alat dari tulang dan tanduk ini dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba Homo Soloensis dan Homo Wajakensis
2. Kebudayaan Batu Madya (Mesolithikum)
Kebudayaan batu madya ditandai oleh adanya usaha untuk lebih menghaluskan perkakas yang dibuat. Dari penelitian arkeologis kebudayaan batu madya di Indonesia memiliki persamaan kebudayaan dengan yang ada di daerah Tonkin, Indochina (Vietnam). Diperkirakan bahwa kebudayaan batu madya di Indonesia berasal dari kebudayaan di dua daerah yaitu Bascon dan Hoabind. Oleh karena itu pula kebudayaan dinamakan Kebudayaan Bascon Hoabind. Hasil-hasil kebudayaan Bascon Hoabind, antara lain berikut ini.
Kebudayaan Batu Madya (Mesolithikum)
Nama
Gambar
Keterangan
Kapak Sumatra (Pebble)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjptlQymTyoRKvV5ZUZWSLwH2SuwuwduL6X8GyBD5YzChLRnuIE2z3ijtPtHH13jOEzRvKy8F4QyOhv6epDt9d30MKhGvzRBvzS1o3L_bSFW4wQ_8mHD8gR1deoglo5Q2-xwG6kR09j7HBh/s1600/kapak_sumatera.png
Bentuk kapak ini bulat, terbuat dari batu kali yang dibelah dua. Kapak genggam jenis ini banyak ditemukan di Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera, antara Langsa (Aceh) dan Medan.
Kapak Pendek (Hache courte)
No-image
Kapak Pendek sejenis kapak genggam bentuknya setengah lingkaran. Kapak ini ditemukan di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera.
Kjokken-moddinger
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUA1FECuU_2HWLoIGtgj6VmztGwpgY2Rbk5HINGVxCWj0Syb3fb-oAve6dnaWkK0fOEACcyzeqyf_hZTMlRisrY2FYxIBC0UmcsaxMmOGU7zYs2q5GRAd0dPF50P6wVm6dae4P_e0sEZHE/s1600/kjoken.png
Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark, Kjokken berarti dapur dan modding artinya sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah sampah dapur berupa kulit-kulit siput dan kerang yang telah bertumpuk. Fosil dapur sampah ini banyak ditemukan di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera.
Abris sous roche
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKpKeNcgHEO5ml2bvPTKmTj5eLAVGQ2DmBUIp7rITy6pRTCS_83UJ78Ak-QIywlj2ev9_hxCx8mmJjShN4F6vo9NfJ1zIeZxkick5a9ltvz_SupO3NhU0OVUoQUSJS45j2DKXfxddk9Edt/s1600/abris.png
Abris sous roche adalah gua-gua batu karang atau ceruk yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia purba. Berfungsi sebagai tempat tinggal
Lukisan di Dinding Gua
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQY7tqCDqMT1d8xcRRaSpCIbrSkOj_UFiV6QNVF4BdcD5ogfTxB5P7y0Xc6ZNl7zRkm-aIT3-be43noPYtXW9phCO_CFYwamb7SFaTbmrQ8sTshWepgPjH03Z36EerS3PoBdizHsiepxKF/s1600/lukisan.png
Lukisan di dinding gua terdapat di dalam abris sous roche. Lukisan menggambarkan hewan buruan dan cap tangan berwarna merah. Lukisan di dinding gua ditemukan di Leang leang, Sulawesi Selatan, di Gua Raha, Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, di Danau Sentani, Papua. 

3. Kebudayaan Batu Muda (Neolithikum)
Hasil kebudayaan zaman batu muda menunjukkan bahwa manusia purba sudah mengalami banyak kemajuan dalam menghasilkan alat-alat. Ada sentuhan tangan manusia, bahan masih tetap dari batu. Namun sudah lebih halus, diasah, ada sentuhan rasa seni. Fungsi alat yang dibuat jelas untuk pengggunaannya. Hasil budaya zaman neolithikum, antara lain.
Kebudayaan Batu Muda (Neolithikum)
Nama
Gambar
Keterangan
Kapak Persegi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy0aF2kdCU-o8G_os2tHvxjUx8Vt-O64vrQ6SR_uzY_wfbXKIjyOdht_oAUYH3WZICOq0ibUL-wqq6D7Ff6d2ErQ_QOJxSgy06PSYmB6hMgCeRLX5ONuzEhdHfZkWoQkHrPzZyRPUH_fPF/s1600/kapak_persegi.png
Kapak persegi dibuat dari batu persegi. Kapak ini dipergunakan untuk mengerjakan kayu, menggarap tanah, dan melaksanakan upacara. Di Indonesia, kapak persegi atau juga disebut beliung persegi banyak ditemukan di Jawa, Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Nusatenggara.
Kapak Lonjong
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS9CZy6ytnavyZxFCYjGXrKudl8miAZwsg9WMrYrganekLnWwJnKpe37I7X9qInBh342KgzpRiUab0T9fT6ShD6yNxX4PPqOFC785nAtaQbztmiqG7216E1fG20N9SMIPyTg-3i9VOB_m7/s1600/kakak_lonjong.png
Kapak ini disebut kapak lonjong karena penampangnya berbentuk lonjong. Ukurannya ada yang besar ada yang kecil. Alat digunakan sebagai cangkul untuk menggarap tanah dan memotong kayu atau pohon. Jenis kapak lonjong ditemukan di Maluku, Papua, dan Sulawesi Utara.
Mata Panah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKZ0GAN4CrW4-Hv2u8TEubNcYzacgVEG7lQh323xCNxvn1p-pv1BXQhgT3S68FSvgdPdIFRR2p1ZRgjfG9HrNs1IcqS6dmNwVrr4XFuzt9I-mpvYtNX8e_l_1KRcOw4QtSS9oAypzWVgAJ/s1600/mata_panah.png
Mata panah terbuat dari batu yang diasah secara halus. Gunanya untuk berburu. Penemuan mata panah terbanyak di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Gerabah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhknfJaezzG1nm7kuqUGEBnZo7Z5FxEJiTDoMqgHcWbiiljpUXEOuT7rYkDFovCTqO5AJFXS_HJDEnwPCYv6sNqhrizfOSHkMwgSbTdttoErwhIXYU2rIzfTVRYTkTvksdXVDz8atdR3BwM/s1600/gerabah.png
Gerabah dibuat dari tanah liat. Fungsinya untuk berbagai keperluan.
Perhiasan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitKvZNsd3o-nX0PpKRuyppLYPgJFji0gRYAgLZ2EkTTQmKkGQo6mvlq3ge6gFbZGMnLgDgwYEphyXb9q07hTYE5O2hrc7JDDrJSlF9LzND59tT_IF6rqkNGfnsrqWP5D263tcmckg5IxRp/s1600/perhiasan.png
Masyarakat pra-aksara telah mengenal perhiasan, diantaranya berupa gelang, kalung, dan anting-anting. Perhiasan banyak ditemukan di Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Alat Pemukul Kulit Kayu
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZl8MSV9ywnY8RsU_EQRelTUh829FHjczc2vVpktvbGY7yzordfUGbOwrrTVccGdvvQk-4-Y7nl8E4YZMAbuOCAvSfRfQP6B4gNBGAU7BE3VG5YNAs4gVW4uMyDeTdBmdYEF5kKe064WZz/s1600/pemukul_kayu.jpg
Alat pemukul kulit kayu digunakan untuk memukul kulit kayu yang akan digunakan sebagai bahan pakaian. Adanya alat ini, membuktikan bahwa pada zaman neolithikum manusia pra-aksara sudah mengenal pakaian.
4. Kebudayaan Batu Besar (Megalithikum)
Istilah megalithikum berasal dari bahasa Yunani, mega berarti besar dan lithos artinya batu. Jadi, megalithikum artinya batubatu besar. Manusia pra-aksara menggunakan batu berukuran besar untuk membuat bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai tempat pemujaan kepada roh-roh nenek moyang. Bangunan didirikan untuk kepentingan penghormatan dan pemujaan, dengan demikian bangunan megalithikum berkaitan erat dengan kepercayaan yang dianut masyarakat pra-aksara pada saat itu. Bangunan megalithikum tersebar di seluruh Indonesia. Berikut beberapa bangunan megalithikum.
Kebudayaan Batu Besar
Nama
Gambar
Keterangan
Menhir
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyyr6dI27jsZpIrofNa-050NSy6-Yx2-nmqpEBNY4hQSyKoQfnaPXGCqF1t8drlBPdGry5neRE39Dyn04pcae3BVF5qMw7TUT9sf7LHEIO5_c9R40kVD1eb8OmRTn0qYZDvsIku67ZUZg9/s1600/menhir.png
Menhir adalah sebuah tugu dari batu tunggal yang didirikan untuk upacara penghormatan roh nenek moyang. Menhir ditemukan di Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.
 Sarkofagus
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6cFcZFcNEUOuWdW4OsDMfnzl_okr2OmxLsPlmrqLzT4SB7Ns2nDz3JgA3xA18T9kEyvBBh3C-_b779FLTgU7wFn8IgKJ8_PYRlHomWEaN7c9PtZQXRbekr357wgt5LZEh7BwBbNGJlnpB/s1600/sakofagus.png
Sarkofagus adalah peti mayat yang terbuat dari dua batu yang ditangkupkan. Peninggalan ini banyak ditemukan di Bali
Dolmen
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPqOqbZwPy1Gz3sppbIte5D8tBslZzq_Uza8ctFJhUaLbK4tzBsbLj62EKk62VJi-jMLj2mYb6GEAbBRPkyP4N5ArlbZ6C3Vh5r7tQkExRlqSSK2pMwoJFMDwzlWD1FGXujWFk-axy14XK/s1600/dolmen.png
Dolmen adalah meja batu tempat menaruh sesaji, tempat penghormatan kepada roh nenek moyang, dan tempat meletakan jenazah. Daerah penemuannya adalah Bondowoso, Jawa Timur.
Peti Kubur Batu
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlmHw3uqJUZrSvAWDL6IrpYY-V6mHMdjmP2XLsL4rJq2q3xuV-R2zb0cjVlJJSA3N69IF5SdpNQ8ARhc5-LWhBKq6y7kyLZH8h3JRLxErhDryDc7iD9MroH0rC951OeCWQTsWfKYc58edD/s1600/petikubur.png
Peti Kubur Batu adalah lempengan batu besar yang disusun membentuk peti jenazah. Peti kubur batu ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat.
Waruga
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKXu73SRHcnQOjx4PCvAm-SvW3hntwT6pa3tydlaZRfAngvyjpigBZw-QfV9fa1gHHpsCOsUs-o8cO03UQLWk8GseaZ89UUVXtmec2U5xwa3NX7nZgyOpSkA_1jrdGEq7sDy0XKrteaSej/s1600/waruga.png
Waruga adalah peti kubur batu berukuruan kecil berbentuk kubus atau bulat yang dibuat dari batu utuh. Waruga banyak ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.
 Arca
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggGU_b_L-VRkaxORxRRKO71A5tzPAGRSZQWgZsNVzDSC-VPhqy8jTUhjaXnYh7rP4EyyS3M-MTCOOtQckxhtMNYXSrdpnuvsxmE85mj5i44mBviWgQnK97b8z9XKnfk5BFWNt2S-p2gzlp/s1600/arca.png
Arca adalah patung terbuat dari batu utuh, ada yang menyerupai manusia, kepala manusia, dan hewan. Arca banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Punden Berundak
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4ibF2XvK2fh8ayeHQLeEiouf_EcPDYeir8UikhsRJPOUXHq2cayO4zylZ67JLWIkRxeJLthUUU84rD_zf2Yh-OcyEdtTQL0twdmHqqhlV1pdp2RH4TC7Tj3nc4AvYviYq2fpUjkzEkthD/s1600/Punden+berundak.jpg
Punden berundak-undak merupakan tempat pemujaan. Bangunan ini dibuat dengan menyusun batu secara bertingkat, menyerupai candi. Punden berundak ditemukan di daerah Lebak Sibeduk, Banten Selatan.
5. Kebudayaan Zaman Logam
Kebudayaan perunggu di Indonesia diperkirakan berasal dari daerah bernama Dongson di Tonkin, Vietnam. Kebudayaan Dongson datang ke Indonesia kira-kira abad ke 300 SM di bawa oleh manusia sub ras Deutro Melayu (Melayu Muda) yang mengembara ke wilayah Indonesia. Hasilhasil kebudayaan zaman logam, antara lain.
 Kebudayaan Zaman Logam
Nama
Gambar
Keterangan
Nekara
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmwDdYkFCh-5MqtMvat8UpbryuZymaVXN67oAEYTxI0COQ1QqnkapVHYoshsfYLVwZ7M9rsnh_QUY4bI2ICfDVrxZqtOt3HKphC6XSr9U-_a7nRVKM0cHaga8-fTmjUmHl7O5qxiSzb2mR/s1600/nekara.png
Nekara adalah tambur besar yang berbentuk seperti dandang yang terbalik. Benda ini banyak ditemukan di Bali, Nusatenggara, Maluku, Selayar, dan Irian.
Moko
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVnqHqC3NcLaE1LJtvz2dNYaCPNz-PJd1J9tpHRU6uf7TPIr8i2alvseJhtL-jSaCAoOu9xPFr_XPadzqqt2-_9s-wZf0XqtXULIz8ntq9T6xnn7BJi_KXHXIFfdTucnsNyCpSk8rI39TH/s1600/moko.png
Nekara yang berukuran lebih kecil, ditemukan di Pulau Alor, Nusatenggara Timur. Nekara dan Moko dianggap sebagai benda keramat dan suci.
Kapak Perunggu
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvzz1h_fRSsbj9m8IQM36ZYEZJeGO4BvqQCC6vpwMQsy6cB4e2G_frSbrQRBnMMFD0N8u_zDUiTe0Vzz6jPRNED7UylWWjOr27VMZDWhyu2ppk5Rs-OUx2OZ-qdeXmgY-ekE_QyyI86Ucq/s1600/kapak.png
Kapak perunggu terdiri beberapa macam, ada yang berbentuk pahat, jantung, dan tembilang. Kapak perunggu juga disebut sebagai kapak sepatu atau kapak corong. Daerah penemuannya Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, dan Irian. Kapak perunggu dipergunakan untuk keperluan sehar-hari.
Candrasa
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqfQKe7wpfyJ3R5glf5g81SqRX76RTHN2XBXajdKYffYDHfAurIDt-I7SCKRanmixLKrl5f2EQPC4JDknc4UoOpRgXN_eV8hO3EcRwzrVlsDQz_mxFPMfryRmo8LvHwPm513R91O4GmhMd/s1600/candras.png
Sejenis kapak namun bentuknya indah dan satu sisinya panjang, ditemukan di Yogyakarta.
Candrasa dipergunakan untuk kepentingan upacara keagamaan dan sebagai tanda kebesaran.
Perhiasan Perunggu
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4L0sdn1uxDWdvUefqssW90lZKtQUfPc6lw9GTQqX5gH05ysnZyYc7CHbaSPcKzYKDN5yE4ZKtC55SnAD7plvXFu9M2tPun-5EHDyllgGRMnIT2YxbEhGLNXkEhcBnD0Vx_aUURzf409nd/s1600/perhiasan.png
Benda-benda perhiasan perunggu seperti gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, bandul kalung pada masa perundagian, banyak ditemukan di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Sumatera.
Manik-manik
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzGcI-mUvMPXRQZCLxc7y_EHLOP7XB-8nCcALbNtmwUnVBJmNN_eAs9Xu1P5m8VEZN1BpqkXjlb564zHwYtu7o78Etvm95mANb9Ot9UR0mGxiV0I8xUEKXNw8xwP8Jic9DaZX7_VjMEIvL/s1600/manik.png
Manik-manik adalah benda perhiasan terdiri berbagai ukuran dan bentuk. Manik-manik dipergunakan sebagai perhiasan dan bekal hidup enam, bulat, dan oval. Daerah penemuannya di Sangiran, Pasemah, Gilimanuk, Bogor, Besuki, dan Buni.
Bejana Perunggu
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNhfygdiXRuaPamAkdo3ASirZc6qiW6FSCEiWtpOLxpcqIIQZ4fIFcfn04-gjRN-WzFlOcAUYUAKGrpSl9oW95vVVol6olFJMHwy824VQke2A7kGoeXlLYt5_J67jzlUPg4-TVlgAk9pym/s1600/bejana.png
Bejana perunggu adalah benda yang terbuat dari perunggu berfungsi sebagai wadah atau tempat menyimpan makanan. Bentuknya bulat panjang dan menyerupai gitar tanpa tangkai. Benda ini ditemukan di Sumatera dan Madura.
Arca Perunggu
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK1NoX3vedjwIdlyB2J3FsCs4Ly0qSbbrG6Uzmqcbn6hkT94PjKWQngYTq0sUNuFDi9LZ5uRzMqqmUjiMG37IRy2Y4VvgJW2d2bx7ERgy-OPNdooXYf0CusCpQVDJxr_AsZ9FMqMGs2rzK/s1600/arca_perunggu.png
Benda bentuk patung yang terbuat dari perunggu menggambar orang yang sedang menari, berdiri, naik kuda, dan memegang panah. Tempat-tempat penemuan di Bangkinang (Riau), Lumajang, Bogor, dan Palembang.

Kehidupan Pada Masa Pra Aksara di Indonesia

Mempelajari bagaiman kehidupan dimasalalu merupakan kegiatan yang amat menarik. Kahidupan manusia dari jaman kezaman senantiasa mengalami perkembangan. Kehidupan manusia pada jaman pra aksara atau jaman pra sejarah dapat di pelajari melalui berbagai temuan fosil dan artefak sisa kehidupan dimasa lalu. Kehidupan manusia purba adalah kehidupan yang amat sederhana. Manusia purba hidup dan memenuhi kebutuhanya dengan cara berburu dan meramu, berpindah pindah dari satu empat ketempat lain (nomaden). Pada masa pra sejarah manusia belum mengenal tulisan sehingga masa ini di sebut dengan masa pra aksara. Sejak pertama kali bumi diciptakan hingga saat ini, bumi telah banyak sekali mengalami perubahan dan perkebangan. Diperkirakan bumi saat ini telah berusia kurang lebih 2.500 juta tahun. Para ahli geologi membagi masa perkembangan bumi mejadi beberapa zaman yaitu arkeozoikum, paleozoikum, mesozoikum, neozoikum.
1.       Zaman Arkeozoikum. Merupakan zaman tertua, berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun yang lalu. Pada masa itu bumi dalam proses pembentukan, permukaan bumi masih sangat panas sehingga belum terdapat makluk hidup yang tinggal di bumi. 
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ3BQrdiEfvGmJ8mGoBSNnawwi2JH--Z2FaKoPvHF0ct8pj_PiP
Pada Zaman Arkeozoikum. Gambar : agus-generatio.blogspot.nl
2.       Zaman Paleozoikum Disebut juga sebagai zaman primer, berlangsung kira-kira 340 juta tahun yang lalu. Zaman ini ditandai dengan terjadinya penurunan suhu yang amat derastis di bumi, bumi mendingin. Pada masa ini lah makluk hidup pertamakali diperkirakan muncul, yaitu makluk bersel satu dan tidak bertulang belakang seperti bakteri, serta sejenis amfibi.
3.       Zaman Mesozoikum Disebut juga sebagai zaman sekunder, berlangsung kira-kira 140 juta tahun yang lalu. Zaman ini ditandai dengan munculnya hewan-hewan reptile besar (dinosaurus) olah karena itu jaman ini disebut juga zaman reptile.
4.       Zaman Neozoikum Zaman Neozoikum berlangsung kira-kira 60 juta tahun yang lalu. Kahidupan di zaman ini mulai stabil, berkembang dan beragam. Zaman ini di bagi menjadi beberapa: a. Zaman Tersier, ditandai dengan mulai berkurangnya hewan-hewan besar. Telah memeiliki berbagai jenis binatang menyusui, diantaranya kera dan monyet. b. Zaman Sekunder, ditandai dengan munculnya tenda-tanda kehidupan manusia purba. Zaman ini dibagi kembali menjadi 2 jaman yaitu: 1) Zaman Pleistosen/dilivium (zaman es/glasial), masa ini ditandai mulai mencairnya es di kutub utara karena perubahan iklim. Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Pada masa inilah kehidupan manusia mulai ada. Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. 2) Zaman Holosen/alluvium, masa ini ditandai dengan munculnya hamo sapiens, merupakan nenek moyang manusia modern saat ini. Masa ini berlangsung sekitar 20.000 tahun yang lalu.
.

A. Pengertian Praaksara atau Prasejarah.

Praaksara atau prasejarah merupakan kurun waktu (zaman) pada saat manusia belum menganal tulisan atau huruf. Praaksara disebut juga zaman nirleka, yaitu zaman tidak ada tulisan. Setelah manusia mengenal tulisan maka disebut zaman sejarah. Berakhirnya zaman prasejarah setiap bangsa berbedabeda berdasarkan perkembangan setiap bangsa tersebut serta informasi yang masuk ke bangsa itu.
Misalnya bangsa Mesir Kuno meninggalkan zaman praaksara sekitar 4000 SM, bangsa Sumeria dan Dravida meninggalkan zaman praaksara sekitar 3000 SM, sedangkan bangsa Indonesia meninggalkan zaman praaksara 400 M.

B. Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia.
 
Dari hasil penelitian dan penemuan fosil, oleh para ahli purbakala manusia purba banyak di temukan di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Manusia purba pada masa lampu telah tinggal di beberapa daerah di Pulau Jawa diantaranya di Lembah Bengawan Solo (Jawa Tengah) dan di Lembah Sungai Brantas (Jawa Timur). Dia daerah daerah tersebut di atas banyak di temukan fosil manusia purba. Di Indonesia terdapat beberapa jenis manusia purba diantaranya Meganthropus paleojavanicus, Pithacanthropus erectus, dan Homo (manusia purba modern).
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcReupqzBqTHswJzhDrpH1RbJXCM03K0O_gueaSbZHw5yS3NKETcdg
Fosil adalah bagian makhluk hidup yang telah membatu. Gambar : ronalys.blogspot.com
1.       Meganthropus paleojavanicus. Meganthropus paleojavanicus artinya manusia purba yang besar dan tertua di Jawa. Manusia purba ini memiliki ciri tubuh yang kekar, diperkirakan sebagai manusia purba yang paling tua diantara manusia purba yang lain. Fosil manusia purba meganthropus paleojavanicus ditemukan dan diteliti oleh Dr. G.H.R. von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941. Pertama kali fosil makhluk ini ditemukan di  Sangiran, daerah lembah Bengawan Solo, dekat Surakarta. Dari yang dapat dilihat ukuran fosil itu, meganthropus paleojavanicus berbadan besar dengan rahang besar, kening menonjol, dan tulang tebal. Dari keadaan itu, maka makhluk Sangiran tersebut dinamakan Meganthropus Paleojavanicus (mega = besar, anthropos = manusia, paleo = purba, javanicus = manusia jawa). Meganthropus hidup sekitar 2 juta tahun sebelum masehi dan hidup dengan makan tumbuh-tumbuhan. Makhluk tersebut termasuk jenis Homo Hobilis. 
2.       Pithacanthropus erectus. Pithacanthropus erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Manusia purba ini memiliki ciri-ciri berbadan tegak, dan memiliki tinggi banadan antara 165-180 cm. Pithacanthropus erectus merupakan manusia purba yang paling banyak di temukan di Indonesia diantaranya di Mojokerto, Kedungtrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong. Pertama kali di temukan oleh Eugene Dubois di Trinil dekat Sungai Bengawan Solo, Surakarta, tahun 1891.
3.       Homo. Homo berarti manusia. Manusia purba jenis ini memiliki ciri yang lebih sempurna di bandingkan dengan Meganthropus paleojavanicus dan Pithecantropus erectus. Beberapa jenis homo yang di temukan di Indonesia antara lain. 
  • Homo Soloensis, artinya manusia dari Solo. Ditemukan pada tahun 1931-1934, olah Ter Haar dan Ir. Oppenorth di Ngandong, Lembah Sungai Bengawan Solo. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 180 cm, tengkoraknya lebih besar dari Pithacantropus erectus. 
  • Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Ditemukan pada tahun 1889, olah Van Reitschoten di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 130-210 cm, tengkoraknya lebih bulat muka tidak terlalu menjorok ke depan, dan telah memiliki kemampuan membuat peralatan dari batu, tulang dan kayu. 
  • Homo Sapiens, artinya manusia cerdas. Merupakan generasi terakhir dari manusia purba. Homo sapiens hidup di Zaman Holosen sekitar 4000 tahun yang lalu. Memiliki ciri-ciri fisik yang sudah hampir sama dengan manusia modern saat ini.
C. Perkembangan Kehidupan Manusia Purba di Indonesia.
 
Kehidupan manusia purba pada masa praaksara senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan dan perkembangan itu dapat di jelaskan sebagai berikut.

1. Masa Berburu dan Meramu Kehidupan. 

Manusia purba masa berburu dan meramu senantiasa berpindah-pindah (nomaden).
Kehidupan pada masa berburu dan meramu disebut food gathering artinya mengumpulkan makanan yang di sediakan oleh alam tanpa mengolah atau menanam terlebih dahulu. Alat-alat yang digunakan pada masa itu antara lain kapak perimbas untuk marimbas kayu, menguliti binatang, dan memecah tulang; kapak genggam untuk menggali umbi dan memotong hewan buruan; dan alat serpih digunkaan sebagai pisau.

2. Masa Bercocok Tanam Pada
.Masa ini manusia purba sudah mengenal bercocok tanam (food producing). Namun demikian kehidupan berburu dan merapu tidak sepenuhnya ditinggalkan. Masa ini pula manusia purba mulai tinggal menetap (sedenter) di suatu kampung dengan rumah panggung. Alat-alat yang di gunakan pada masa bercocok tanam berasal dari batu yang telah di haluskan, antara lain mata panah untuk berburu; barang pecah belah dari tanah liat (gerabah); beliung persegi untuk menebang kayu dan mencangkul; kapak lonjong untuk mengolah tanah.

3. Masa Perundagian (Pertukangan).
 
Pada masa ini manusia sudah mengenal teknologi sederhana dan pembagian kerja. Saat itu manusia menganal pertukangan dan pengecoran logam seperti perunggu, tembaga dan besi sebagai barangbarang kebutuhan rumah tangga. 

a. Nekara dan Moko, berbentuk seperti tambur atau dandang terbalik. Digunkaan pada upacara adapt sebagai benda pusaka. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEaOhkM4u0087jyJnxn36WPa5i7gusYwKYou-b-_yZmy3dymzp5w6AwamWIBR12VChQO-FhggqKVaKUSVxXZlGMbektmBS9SiSy2nb3SXxbAvYD-6HW1JYfdNpW1t5EiqoyVHOm94GU4Gs/s1600/a.jpg
Nekara. Sumber : zulkhanbrambang.blogspot.com

b. Kapak perunggu/kapak corong, berbentuk menyerupai corong terbuat dari perunggu. 
http://museumnasional.files.wordpress.com/2010/12/a-4.jpg
Kapak Perunggu. Sumber : museumnasional.wordpress.com

c. Benda-benda lain, seperti bejana perunggu, manik-manik, gerabah dan mata tombak. 
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ae/Iron_sword_and_two_bronze_swords,_Warring_States_Period.JPG/350px-Iron_sword_and_two_bronze_swords,_Warring_States_Period.JPG
Mata Tombak. Sumber : en.wikipedia.org

D. Sistem Kepercayaan Manusia Purba.
 
Pada Masa Praaksara Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir, manusia purba mulai mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya. Untuk menjalankan kepercayaan yang diyakininya manusia purba malakukan berbagai upacara dan ritual. Sistem akepercayaan yang di anut manusia pada masa prakasara atau masa prasejarah antara lain animisme, dinamisme, totemisme, dan shamanisme.
a. Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang mempengaruhi kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak mengganggu adalah dengan memberikan sesaji. 

b. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib. Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris, azimat, dan patung. 

c. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan. Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan membangun bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini di sebut sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar). 
Bangunan yang di buat pada masa megalitikum diantaranya.
 a. Menhir, adalah tiang atau tugu batu yang berfungsi sebagai prasasti dan melambangkan kehormatan arwah nenek moyang. 
http://www.jiroolcott.com/blog/wp-content/uploads/2008/04/menhir-champ-dolent-day.jpg
Menhir. Sumber : www.jiroolcott.com

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRVvMo6oiL0wwiN5YFmudclToLkjVYV376KReSzmIKM3LH68w1oiQ
Menhir. Besar perbandingan

b. Dolmen, adalah meja batu untuk meletakkan sesaji. 

c. Peti Kubur Batu, adalah lempeng batu besar berbentuk kotak persegi panjang berfungsi sebagai peti jenazah. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifVYEnV9C_-n7LgdJjzJtJHfEn1BNGP8UzR8h15S-cRRo2Jfu3xgxFVVBGxA2zjIUgoJIkYxXeiNRWf3y3Uia7ebZ1EIVKMnMMmqHnh0Qi-YVa5sHfR9T_gBIEEkocuv0sCN7C00zRisVm/s320/kubur.jpg
Peti Kubur Batu. Sumber : belajarbarengsilvie.blogspot.com
d. Sarkofagus, adalah batu besar yang di pahat berbentuk mangkuk terdiri dari dua keeping yang ditangkupkan menjadi satu. Berfungsi sebagai peti jenazah. 
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRMPl2pyU-TzXu5oEJzRwdCcwOZo-NLPJfxgXwuRAJ3_kavPrZ7rg
Sarkofagus. Sumber : bilisitungkir.wordpress.com
 e. Punden Berundak, adalah bangunan berupa batu susunan batu berundak seperti candi. Digunakan untuk upacara pemujaan. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1FUn_jJ8kxmkxmmXl53K_4KvaXEPzXU8NIQnwHa8vGKrn4QMQCx4_V6f6py-j1BZ29Shx_twpWflWD9CtC7Akt_D9kkIbRpgkhWVqNFWGezQDYxkOMDvBL9Taxxze4mn9v-nKvMbAS6k/s1600/Punden+Berundak.jpeg
Punden Berundak. Sumber : wa-iki.blogspot.com
f. Waruga, adalah peti kubur batu berukuran kecil, berbentuk kubus dan memiliki tutup lempengan batu yang lebar.
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEfKvsI2emKNB_9ccC5T9_Ubf0ECZaU4-gGRGnY7OZQEwIz4_m6r8CRRrXd42fmzF_Lmf6SJIAfoefKVg9-9DWdckN7iA9Isayu8CAxn7Kt1aOA2gnxZX55nKMGdYtc2q3aMvSopSIbz5O/s320/22-07-05_P7221490_Waruga_graves.JPG
Waruga. Sumber : marlinasimin.blogspot.com
2. Berakhirnya Masa Praaksara di Indonesia
Berakhirnya masa praaksara tiap-tiap bangsa tidak bersamaan. Mengapa demikian? Hal ini berkaitan erat dengan tingkat peradaban dari bangsa-bangsa yang bersangkutan. Bangsa Sumeria misalnya, telah mengenal tulisan sejak 4000 SM. Bangsa Sumeria menggunakan simbol-simbol sebagai huruf yang disebut piktograf. Sedangkan, Bangsa Mesir Kuno mengenal tulisan sejak 3000 SM. Tulisan Bangsa Mesir Kuno hampir sama dengan tulisan Bangsa Sumeria. Hanya perbedaannya, huruf Bangsa Mesir Kuno menggunakan simbol-simbol seperti perkakas, hewan, atau alat transportasi tertentu. Huruf ini disebut hieroglif.
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTC3hni-RQINgZuayuP6DpmQJMeXItv8pTnCaZExHNaodkUlyZ7fQ
Hieroglif. Sumber : depositphotos.com

Indonesia mengakhiri masa praaksara pada awal abad ke-5 Masehi. Para pedagang India datang pada saat itu dan membawa kebudayaan dari India berupa seni arsitektur bangunan, sistem pemerintahan, seni sastra dan tulisan. Tulisan tertua di Indonesia terdapat di Batu Yupa, Kutai, Kalimantan Timur. Tulisan tersebut menggunakan huruf Pallawa. Sejak berakhirnya masa praaksara, muncullah masa aksara (masa sejarah). Di Indonesia, sudah mengalami kemajuan. Sistem pemerintahan kerajaan mulai berkembang, agama Hindu-Buddha mulai berkembang. Kegiatan perdagangan dan pelayaran pun semakin maju.
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRXJytQOGtM5NcDVVfZmFReDOfHle4u_DWLo9gXtdM8xSoeUHpeLA
Huruf Pallawa. Sumber : id.wikipedia.org


WARNING !
Nabi Adam a.s bukanlah Manusia Purba.

Penciptaan Adam adalah kisah penciptaan manusia yang pertama. Adam diriwayatkan sebagai satu daripada ciptaan Allah swt. yang paling kontroversi atau paling disebut-sebut oleh makhluk Allah swt yang lain. Peristiwa tersebut disebut dalam al-Qur'an dan hadits Rasulullah Muhammad saw.

" Ketika Allah berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah, padahal kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?. Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya". (Surat Al Baqarah: 30)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar